Archive for 2014
Laporan Koloid poudding dan srikaya
By : Unknown
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji
syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang
diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan percobaan yang
berjudul “Pembuatan Koloid Pudding.”
Adapun penulisan
laporan percobaan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses pembuatan pudding dan mengetahui kandungan gizi pudding. Juga untuk
mengetahui sifat koloid yang terdapat pada pudding tersebut.
Dalam
penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu, terselesaikannya
laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun
karena adannya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Kuswati yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan
percobaan ini.
Dalam menyusun laporan
ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Serta akhir kata kami
ucapkan, terimakasih.
Bandung, Februari
2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………….............................................................1
DAFTAR
ISI…………………………………………………………...........................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ……………………………………..............................................................3
1.2 Tujuan
Penelitian…………………………………...............................................................4
1.3 Manfaat
Penelitian……………………………….................................................................4
1.4 Pelaksanaan
Percobaan…………………………………......................................................5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kajian Teori……………………………………………......................................................6
BAB III METODE
PERCOBAAN
3.1 Percobaan
3.1.1 Alat dan Bahan…………………………………...................................................13
3.1.2 Cara Kerja………………………………………………………..........................14
3.1.3 Hasil Pengamatan…………………………………………...................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………..........................................17
4.2 Saran…………………………………………………………………………....................17
4.3 Dokumentasi…………………………………………………………………....................18
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………....................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai
koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa
dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita
lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta
perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan
di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu
karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan
koloid.
Koloid merupakan Partikel menengah dalam ukuran
antara yang ditemukan dalam larutan dan suspensi dapat dicampur sedemikian rupa
sehingga mereka tetap merata tanpa menetap keluar. Partikel ini berbagai ukuran
dari 10-8 sampai 10-6 m ukuran dan diistilahkan
partikel koloid atau koloid. Campuran mereka membentuk disebut dispersi koloid.
Suatu dispersi koloid terdiri dari koloid dalam media penyebaran. Contoh dari
koloid adalah pudding.
Puding sudah dikenal sebagai makanan atau minuman
fungsional, disamping mengandung zat gizi yang bermutu juga dapat digunakan
sebagai makanan atau minuman yang mempunyai khasiat yang menyehatkan. Untuk itu
bahan dari agar-agar perlu diperhitungkan dalam menyusun pola menu sehari-hari.
Pudding mempunyai kualitas gizi dan bentuk fisik yang hampir mirip dengan
kue ini, ternyata dapat dibuat dalam berbagai aneka bentuk dan rasa
.
Pudding terbuat dari agar-agar yang
karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut.
Merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat
dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Gel terbentuk karena pada saat
dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan,
molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi
yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat
dalam cair atau yang disebut dengan sol liofil di mana fase terdispersinya
senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga
afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat. Koloid terbentuk
melalui cara dispersi.
Sifat ini menarik secara inderawi
sehingga banyak olahan makanan melibatkan agar-agar,seperti pengental sup,
puding (jelly), campuran es krim, anmitsu (di Jepang), Agar-agar dikenal luas
di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat atau fiber
lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat lunak yang tinggi
membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di usus (laksatif). Selain
digunakan sebagai makanan, agar-agar juga digunakan secara luas di laboratorium
sebagai pemadat kemikalia dalam percobaan, media tumbuh untuk kultur jaringan
tumbuhan dan biakan mikroba, dan juga sebagai fase diam dalam elektroforesis
gel. Di laboratorium, agar-agar (biasanya dikemas dalam bentuk bubuk) dikenal
sebagai agar atau agarosa saja.
1.2
TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
Ø Mengetahui cara
pembuatan pudding
Ø Mendeskripsikan
proses pembuatan pudding
Ø Mengetahui
kandungan gizi pudding
1.3
MANFAAT
PERCOBAAN
Penulis harapkan penyusunan
makalah ini dapat menambah wawasan penyusun pada khususnya dan menambah
pengetahuan bagi pembaca secara umum. Selain itu makalah ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi penulisan makalah selanjutnya dan semoga menjadi awal
baik bagi penulis kelak.
1.4
PELAKSANAAN
PERCOBAAN
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 24 Februari 2014
c. Waktu : 15.00 WIB
d.
Tempat : Jalan cemara, Bandung
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Pengertian Koloid
Thomas Graham (1805-1809), dalam penyelidikannya mengenai difusi larutan
melalui membran telah membedakan koloid dengan kristaloid. Dari pengamatannya
ternyata partikel zat dalam larutan ada yang
berfungsi cepat dan lambat. Zat-zat yang mudah terdifusi umumnya membentuk
kristal dalam keadaan padat, sehingga ia menyebutnya kristaloid. Contohnya NaCl
dalam air. Istilah ini tidak populer karena ada zat yang bukan kristal tetapi
mudah berdifusi misalnya HCl dan HNO3. Sedangkan zat-zat yang sukar
berdifusi seperti lem, agar-agar, putih telur dinamakan koloid. (Bahasa Yunani
kolla = perekat)
Menurut Graham kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh massa
partikelnya. Makin besar massa partikel makin kecil kecepatan difusinya. Ada
hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa partikel besar berarti
ukurannya besar, demikian sebaliknya.
Salah satu perbedaan nyata antara koloid dan kristaloid adalah ukuran
partikelnya. Berdasarkan ukuran partikel ini, campuran zat dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Kristarloid (larutan sejati)
Diameter partikelnya lebih kecil dari 1 nm (10-9m)
2. Koloid
Diameter partikelnya antara 1 nm – 100 nm
3. Suspensi
Diameter partikelnya lebih besar dari 100 nm
Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak
dapat diamati oleh mikroskop, dan dapat melalui kertas saring maupun membran.
Partikel koloid ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih
cukup kecil nutuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk
melewati membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid
dapat terlihat dengan mikroskop ultra.
Perbedaan antara
larutan, koloid dan suspensi
No.
|
Jenis Perbedaan
|
Larutan (kristaloid)
|
Koloid
|
Suspensi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Diameter partikel
Fasa
Penyaringan:
- Biasa
- Membran
- Ultra
Gerak Brown
Efek Tyndall
Pengendapan:
- Gaya
gravitasi
- Sentifuge
Contoh:
|
< 1 nm
Satu fasa
Lewat
Lewat
Lewat
Tak nampak
Tak nampak
Tidak
Tidak
Larutan garam
|
1 nm – 100 nm
Dua fasa
Lewat
Tertahan
Tertahan
Nampak
Nampak
Mengendap
Mengendap
Tinta
|
> 100 nm
Dua fasa
Tertahan
Tertahan
Tertahan
Nampak
Nampak
Mengendap
Mengendap
Lumpur
|
Pentingnya Kimia Koloid
Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan
koloid, semua cabang ilmu berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau
lain cara. Semua jaringan hidup bersifat koloid. Banyak reaksi kimia yang
kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid.
Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bisa dicamgkul terdiri dari
bagian-bagian yang bersifat koloid; oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup
penerapan kimia loloid pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam
industri cat, keramika, plastik, tekstil, kertas dan film foto, mentega, keju
dan makanan lain, dan sejumlah besar produk lainnya. Proses seperti memutihkan,
menghilangkan bau, menyamar, mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan
galian, melibatkan adsorpsi pada permukaan materi koloid dan karena itu
berkepentingan dengan kimia koloid.
Tipe Sistem Koloid
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut
larutan, molekul, atom ataupun ion disebabkan dalam suatu zat kedua. Dengan
cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam
suatu media sinambung, sehingga dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau
sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh yang
dikenal. Dalam sistem-sistem semacam ini, partikel koloid dirujuk sebagai zat
terdispersi (tersebarkan) dan materi kontinu dalam mana partikel ini tersebar
disebut zat pendispersi
Tabel
klasifikasi sistem koloid
Jenis sistem
|
Fase Terdispersi (berukuran koloid)
|
Fase Pendispersi
|
Contoh
|
Busa
Busa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol padat
Sol
Sol padat
|
Gas
Gas
Cairan
Cairan
Cairan
Padat
Padat
Padat
|
Cairan
Padat
Gas
Cairan
Padat
Gas
Cairan
Padat
|
Busa sabun
Polistirena, foam spons
Spray serangga
Susu, kecap
Margarin
Debu, asap
Pasta gigi, suspensi tanah liat
Gelas bewarna
|
Penggolongan Koloid
Koloid dapat digolongkan berdasarkan bentuk partikelnya,
cara pembentukannya, interaksi antara kedua fasa dan perubahannya menjadi bukan
koloid.
a.
Bentuk Partikel
Dari segi bentuk partikel koloid dapat berupa:
- Lembaran (laminar)
- Serat (fibrilar)
- Butiran (korpuskular)
b.
Cara Pembentukannya
Berdasarkan cara pembentukannya koloid dibedakan
menjadi koloid dispersi, koloid asosiasi dan koloid makromolekul.
1. Koloid dispersi, yaitu koloid yang terbentuk dari penyebaran
(dispersi) partikel-partikel kecil yang tidak larut dalam medium (fase
pendispersi) dengan membentuk agregat-agregat molekul atau atom yang sangat
banyak. Contohnya: dispersi koloid emas (Au) dan belerang (S).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan
(asosiasi) molekul-molekul kecil, atom atau ion yang larut dalam medium
sehingga membentuk agregat-agregat molekul yang disebut misel. Contoh: larutan
sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul, yaitu koloid yang terbentuk dari molekul
tunggal yang sangat besar (makromolekul). Contoh: protein dan polimer tinggi
seperti karet dan plastik.
c. Interaksi
dengan medium
1. Koloid Irofil, yaitu koloid yang mempunyai daya tarik kuat dengan
medium pendispersinya, sehingga sulit
dipisahkan (stabil).
2. Koloid Irofob, yaitu koloid yang daya tariknya kecil terhadap
medium pendispersinya, sehingga cenderung memisah (tak stabil).
d. Perubahan
bentuk
1. Koloid reversibel, yaitu koloid yang dapat berubah menjadi bukan
koloid demikian pula sebaliknya. Contoh: susu bubuk dan plasma darah kering.
2. Koloid irreversibel, yaitu koloid yang setelah berubah menjadi
bukan koloid tidak dapat menjadi koloid kembali. Contoh: sel belerang dan sel
emas. (Estien Yazid, 2005)
Sifat-sifat Koloid
Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan
larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar
daripada larutan. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung
jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan
viskositas hampir sama dengan medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil
karena terjadi hidrasi. Sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya.
Viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya lebih kecil.
2.
Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat
koligatif. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada
jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada larutan
sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat koligatif berguna untuk
menghitung konsentrasi atau jumlah partikel koloid. Kecuali pengukuran tekanan
osmosa, dipakai untuk menetapkan berat molekul rata-rata koloid makromolekul.
3.
Sifat Optis
Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu
berkas cahaya dilalukan pada larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan
tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati,
berkas cahaya tadi tidak kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall.
4.
Sifat Kinetik
Selain menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid
bila diamati dibawah mikroskop ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya
yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak
partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut gerakan Brown.
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat
kaitannya dengan gerakan Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau
partikel-partikel koloid mendifusi karena gerakan Brown.
Partikel-partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk
mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat
massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari
medium suspensinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila
rapat massanya lebih kecil akan mengapung.
5.
Sifat Listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik
disebabkan terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya
partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bergeraknya
partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan listrik ini disebut
elektroforesis.
6.
Koagulasi
Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan
tergantung oleh gaya gravitasi bumi, sehingga antara partikel dapat saling
bergabung membentuk gumpalan yang akan mengendap didasar wadah. Peristiwa
pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel koloid ini disebut koagulasi.
7.
Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga
mempunyai daya adsorpsi yang besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu
zat, ion atau molekul yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan
sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan
oleh suatu benda baik berupa padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian
benda itu. (Yazid, 2005)
Beberapa Macam Koloid
1.
Sol
Sol adalah dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam cairan.
Sol dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sol liofil
Pada sel liofil partikel-partikel padat akan menyerap molekul cairan (suka
pelarut). Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil.
b. Sol liofob
Pada sel liofob partikel-partikel padat tidak menyerap
molekul cairan (tidak suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut hidrofob.
Pembuatan sol
-
Cara dispersi
Dilakukan dengan memecah atau menghaluskan butir-butir
yang lebih besar (suspensi) menjadi butir-butir yang lebih kecil sesuai ukuran
koloid.
- Cara kondensasi
Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel
kecil (larutan) menjadi partikel besar berukuran koloid.
-
Pertukaran pelarut
Suatu koloid dibuat dengan menukar atau menambahkan
pelarut lain ke dalam larutan. Agar terbentuk koloid zat terlarut harus tidak
larut dalam pelarut yang ditambahkan dan kedua pelarut harus bercampur
sempurna.
- Pendinginan berlebih
Suatu campuran yang terdiri dari pelarut air dan
organik didinginkan, sehingga salah satu komponennya dapat membeku membentuk
koloid.
2. Emulsi
Emulsi adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi
dan medium pendispersi merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Agar
terjadi suatu campuran koloid, maka harus ditambahkan suatu bahan yang disebut
zat pengemulsi atau emulgator.
Pembuatan emulsi
Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah
mencampurkan kedua zat cairan dengan emulgator dalam sebuah botol dan
mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian
(selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers dengan emulgator
dan mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan dispers medium lainnya
kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit
sambil mengaduknya.
3.
Gel
Gel adalah sol liofil berbentuk setengah padat. gel
ini dibagi dua yaitu gek elastis dan non elastis.
-
Gel elastis (kenyal)
Gel ini setelah
dihilangkan airnya (didehidrasi) dapat dibentuk kembali menjadi gel dengan
penambahan air. Gel kenyal dibuat dengan melarutkan sel liofil dalam aor panas.
Setelah dingin akan terbentuk gel kenyal.
-
Gel non elastis (tak kenyal)
Setelah didehidrasi gel ini tidak dapat diubah menjadi
gel kembali dengan penambahan air. Dehidrasi sel ini membentuk bubuk. Gel tak
kenyal dapat diperoleh dengan mencampurkan larutan garam silikat dengan HCl.
Pemurnian Koloid
1.
Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian atau penyaringan koloid dari ion-ion
penggangu dengan menggunakan membran yang bersifat selektif.
2.
Elektrodialisis
Elektrolisis adalah proses pemurnian koloid dengan memaksa ion-ion
pengganggu melewati pori-pori semipermeabel dengan bantuan medan listrik.
3.
Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah pemurnian koloid dengan menyaring koloid menggunakan
penyaring khusus dari membran. Untuk mempercepat proses penyaringan biasanya
digunakan tekanan (pompa vakum). Pompa vakum digunakan untuk mempercepat suatu
proses penyaringan koloid yang susah disaring dengan penyaring biasa atau
memerlukan waktu yang lama jika dengan menggunakan penyaring biasa, misalnya
suatu koloid berbentuk gel. (Yazid, 2005)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 PERCOBAAN
3.1.1 ALAT
DAN BAHAN
Alat :
1.
Cetakan puding 2 buah
2.
Panci 1 buah
3.
Sendok sup besar 1
buah
4.
Gunting 1 buah
5.
Pisau 1
buah
6.
Mangkuk secukupnya
7.
Cup 60
buah
8.
Sendok kecil 60
buah
9.
Kamera 1 buah
Bahan :
·
Puding
1.
Agar-agar warna coklat 2
bungkus
2.
Agar-agar warna merah 2
bungkus
3.
Agar-Agar warna hijau 2
bungkus
4.
Gula putih 500
gram
5.
Telur
6.
Kopi
7.
Strawberry secukupnya
8.
Susu murni 3
liter
·
Fla
1.
Kuning telur
1buah
2.
Vanili secukupnya
3.
Maizena secukupnya
4.
Susu murni 300ml
3.1.2 CARA KERJA
·
Puding kopi
1.
Masukkan 1500 ml susu murni ke dalam panci.
2.
Tambahkan 2 bungkus
agar-agar rasa plain
3.
Masukkan 250 gram gula putih atau sesuai selera.
4.
Tambahkan 3 bungkus kopi hitam
5.
Aduk hingga merata sampai susu mendidih.
6.
Tunggu hingga susu tidak terlalu panas.
7.
Basahi cetakan agar-agar dengan air.
8.
Tuangkan susu yang sudah bercampur dengan agar-agar
rasa plain tadi ke dalam cetakan agar-agar.
9.
Berikan hiasan strawberry dan potongan kecil agar-agar
warna merah
10.
Simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin
dan mengeras.
11.
Hias puding tersebut dan siram dengan fla. Puding siap
disajikan
·
Puding rasa strawberry
1.
Masukkan 1500 ml
susu murni ke dalam panci.
2.
Tambahkan 2 bungkus agar-agar rasa strawberry.
3.
Masukkan 250
gram gula putih atau sesuai selera.
4.
Aduk hingga
merata sampai susu mendidih.
5.
Tunggu hingga
susu tidak terlalu panas.
6.
Basahi cetakan
agar-agar dengan air.
7.
Masukkan
beberapa potong strawberry yang sudah diiris-iris ke dalam cetakan tersebut.
8.
Kemudian
tuangkan susu yang sudah bercampur dengan agar-agar rasa strawberry tadi ke
dalam cetakan.
9.
Simpan di dalam
kulkas dan tunggu hingga puding dingin dan mengeras.
10.
Hias pudding
tersebut dengan strawberry segar dan siram dengan fla. Puding siap disajikan
·
Fla
1.
Siapkan susu cair sekitar 300ml
2.
Masukkan gula
secukupnya pada susu cair sambil dipanaskan
3.
Sambil menunggu mendidih, larutkan maizena di mangkuk,
hingga merata
4.
Pisakan kuning telur dari putih telur dan kocok kuning
telur hingga berbusa
5.
Masukkan kuning telur kedalam susu cair ketika mendidih,
aduk sampai rata
6.
Matikan api, lalu masukkan maizena dan aduk hingga
mengental
·
Bahan untuk membuat
srikaya telur
1. Telur
ayam kampung 5 butir
2. Gula
halus 100 gram
3. Gula
merah secukupnya
4. Gula
pasir secukupnya
5. Santan
kental 0.5 gelas (atau bisa juga dari 0.5 butir kelapa)
6. Garam
0.33 sdt
7. Vanili
secukupnya
8. Daun
andan secukupnya
·
Cara membuat srikaya
telur :
1. Pertama,
kocok telur terlebih dahulu, sambil dibubuhi gula halus, garam, vanili, gula
merah yang sudah disisir, dan sedikit gula pasir
2. Kedua,
masukkan santal kentan ke dalam adonan sambil terus diaduk adonannya
3. Ketiga,
siapkan cetakan kue berupa mangkuk-mangkuk kecil dari plastik yang tahan panas,
supaya adonan tersebut tidak rusak karena cetakan yang tidak tahan terhadap
panas
4. Keempat,
tuangkan adonan hingga mencapai 0.75 cetakan
5. Kelima,
cuci bersih daun pandan terlebih dahulu, kemudian potong-potong daun pandan
tersebut berbentuk persegi panjang, dan diletakkan di atas adonan pada
masing-masing cetakan
6. Keenam,
kukus adonan srikaya sampai matang
7. Ketujuh,
setelah adonan tersebut matang, maka biarkan adonan tersebut dingin dengan
sendirinya. Barulah setelah dingin, lepaskan adonan tersebut dari cetakan, dan
srikaya telur siap untuk dihidangkan
3.1.3 Hasil Pengamatan
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami
lakukan dapat dikatakan bahwa pudding merupakan suatu koloid yang termasuk
dalam gel dimana fase padat terdispersi dalam cair. Fase terdispersi dalam
praktikum yaitu agar-agar, sedangkan fase pendispersinya yaitu air. Proses
pembuatan pudding menggunakan cara kondensasi mekanik fisika, dan terjadi
koagulasi dengan cara pengadukan.
Jadi, Pudding merupakan salah satu wujud koloid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki cita rasa yang tingi. Pudding bermanfaat bagi kesehatan tubuh dikarenakan pudding terbuat dari bahan-bahan makanan yang sehat dan bermutu bagi kesehatan.
4.2 SARAN
Sebaiknya konsumen mengonsumsi Puding karena ternyata
sangat membantu metabolisme tubuh kita. Menurut beberapa sumber, ternyata
puding ini terdiri atas 600 kalori, protein, serta karbohidrat. Puding coklat
sebaiknya dimakan pada waktu pagi hari, ketika metabolisme tubuh sedang aktif.
Dengan begitu, biasanya seseorang dapat bekerja justru lebih baik dengan kelebihan kalori sepanjang hari. Sarapan pagi penting dalam menyediakan energi untuk melaksanakan perkerjaan, juga membantu fungsi otak dan mendorong dimulainya metabolisme. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pada waktu sarapan, juga ditambahkan jenis makanan penutup, seperti puding coklat.
Hal ini dapat mengontrol nafsu makan sepanjang hari, dan semua itu ternyata penting untuk menurunkan berat badan. Itulah salah satu manfaat puding ini sebagai makanan penutup pada waktu sarapan.
Dengan begitu, biasanya seseorang dapat bekerja justru lebih baik dengan kelebihan kalori sepanjang hari. Sarapan pagi penting dalam menyediakan energi untuk melaksanakan perkerjaan, juga membantu fungsi otak dan mendorong dimulainya metabolisme. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pada waktu sarapan, juga ditambahkan jenis makanan penutup, seperti puding coklat.
Hal ini dapat mengontrol nafsu makan sepanjang hari, dan semua itu ternyata penting untuk menurunkan berat badan. Itulah salah satu manfaat puding ini sebagai makanan penutup pada waktu sarapan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
DAFTAR
PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta
Keenan,dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi:
Jogja
Astawan, M. dan Mita W., 1991.Teknologi
pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta : Akademika Pressindo.
http://www.forumbebasindonesia.com [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]
http://www.irvinaxsains.blogspot.com [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]
http://www.wikipedia.co.id [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]