Popular Post

Posted by : Unknown Kamis, 27 Februari 2014



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan percobaan yang berjudul “Pembuatan Koloid Pudding.”
Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan pudding dan mengetahui kandungan gizi pudding. Juga untuk mengetahui sifat koloid yang terdapat pada pudding tersebut.
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena adannya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kuswati yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Serta akhir kata kami ucapkan, terimakasih.


Bandung,         Februari 2014

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  Penyusun

                                                           

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………….............................................................1
DAFTAR ISI…………………………………………………………...........................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang ……………………………………..............................................................3
1.2      Tujuan Penelitian…………………………………...............................................................4
1.3      Manfaat Penelitian……………………………….................................................................4
1.4      Pelaksanaan Percobaan…………………………………......................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Kajian Teori……………………………………………......................................................6
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1     Percobaan
           3.1.1     Alat dan Bahan…………………………………...................................................13
           3.1.2     Cara Kerja………………………………………………………..........................14
           3.1.3     Hasil Pengamatan…………………………………………...................................16
BAB IV PENUTUP
4.1     Kesimpulan……………………………………………………..........................................17
4.2     Saran…………………………………………………………………………....................17
4.3     Dokumentasi…………………………………………………………………....................18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.
Koloid merupakan Partikel menengah dalam ukuran antara yang ditemukan dalam larutan dan suspensi dapat dicampur sedemikian rupa sehingga mereka tetap merata tanpa menetap keluar. Partikel ini berbagai ukuran dari 10-8 sampai 10-6 m ukuran dan diistilahkan partikel koloid atau koloid. Campuran mereka membentuk disebut dispersi koloid. Suatu dispersi koloid terdiri dari koloid dalam media penyebaran. Contoh dari koloid adalah pudding.
Puding sudah dikenal sebagai makanan atau minuman fungsional, disamping mengandung zat gizi yang bermutu juga dapat digunakan sebagai makanan atau minuman yang mempunyai khasiat yang menyehatkan. Untuk itu bahan dari agar-agar perlu diperhitungkan dalam menyusun pola menu sehari-hari. Pudding mempunyai kualitas gizi dan bentuk fisik yang hampir mirip dengan kue  ini, ternyata dapat dibuat dalam berbagai  aneka bentuk dan rasa .
Pudding terbuat dari agar-agar yang karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat dalam cair atau yang disebut dengan sol liofil di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat. Koloid terbentuk melalui cara dispersi.

Sifat ini menarik secara inderawi sehingga banyak olahan makanan melibatkan agar-agar,seperti pengental sup, puding (jelly), campuran es krim, anmitsu (di Jepang), Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat atau fiber lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di usus (laksatif). Selain digunakan sebagai makanan, agar-agar juga digunakan secara luas di laboratorium sebagai pemadat kemikalia dalam percobaan, media tumbuh untuk kultur jaringan tumbuhan dan biakan mikroba, dan juga sebagai fase diam dalam elektroforesis gel. Di laboratorium, agar-agar (biasanya dikemas dalam bentuk bubuk) dikenal sebagai agar atau agarosa saja.

1.2      TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Ø  Mengetahui cara pembuatan pudding
Ø  Mendeskripsikan proses pembuatan pudding
Ø  Mengetahui kandungan gizi pudding

1.3      MANFAAT PERCOBAAN
Penulis harapkan penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan penyusun pada khususnya dan menambah pengetahuan bagi pembaca secara umum. Selain itu makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulisan makalah selanjutnya dan semoga menjadi awal baik bagi penulis kelak.                                                                                                                                         


1.4      PELAKSANAAN PERCOBAAN

a.      Hari              :     Senin
b.    Tanggal       :     24 Februari 2014
c.     Waktu         :     15.00 WIB
d.     Tempat        :     Jalan cemara, Bandung
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     KAJIAN TEORI
               Pengertian Koloid
Thomas Graham (1805-1809), dalam penyelidikannya mengenai difusi larutan melalui membran telah membedakan koloid dengan kristaloid. Dari pengamatannya ternyata partikel zat dalam larutan ada yang berfungsi cepat dan lambat. Zat-zat yang mudah terdifusi umumnya membentuk kristal dalam keadaan padat, sehingga ia menyebutnya kristaloid. Contohnya NaCl dalam air. Istilah ini tidak populer karena ada zat yang bukan kristal tetapi mudah berdifusi misalnya HCl dan HNO3. Sedangkan zat-zat yang sukar berdifusi seperti lem, agar-agar, putih telur dinamakan koloid. (Bahasa Yunani kolla = perekat)
Menurut Graham kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh massa partikelnya. Makin besar massa partikel makin kecil kecepatan difusinya. Ada hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa partikel besar berarti ukurannya besar, demikian sebaliknya.
Salah satu perbedaan nyata antara koloid dan kristaloid adalah ukuran partikelnya. Berdasarkan ukuran partikel ini, campuran zat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.  Kristarloid (larutan sejati)
Diameter partikelnya lebih kecil dari 1 nm (10-9m)
2.  Koloid
Diameter partikelnya antara 1 nm – 100 nm
3.  Suspensi
Diameter partikelnya lebih besar dari 100 nm
Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati oleh mikroskop, dan dapat melalui kertas saring maupun membran. Partikel koloid ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih cukup kecil nutuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk melewati membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid dapat terlihat dengan mikroskop ultra.


Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi
No.
Jenis Perbedaan
Larutan (kristaloid)
Koloid
Suspensi
1.
2.
3.



4.
5.
6.


7.
Diameter partikel
Fasa
Penyaringan:
-        Biasa
-        Membran
-        Ultra
Gerak Brown
Efek Tyndall
Pengendapan:
-        Gaya gravitasi
-        Sentifuge
Contoh:
< 1 nm
Satu fasa

Lewat
Lewat
Lewat
Tak nampak
Tak nampak

Tidak
Tidak
Larutan garam
1 nm – 100 nm
Dua fasa

Lewat
Tertahan
Tertahan
Nampak
Nampak

Mengendap
Mengendap
Tinta
> 100 nm
Dua fasa

Tertahan
Tertahan
Tertahan
Nampak
Nampak

Mengendap
Mengendap
Lumpur

Pentingnya Kimia Koloid
Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang ilmu berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup bersifat koloid. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bisa dicamgkul terdiri dari bagian-bagian yang bersifat koloid; oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup penerapan kimia loloid pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramika, plastik, tekstil, kertas dan film foto, mentega, keju dan makanan lain, dan sejumlah besar produk lainnya. Proses seperti memutihkan, menghilangkan bau, menyamar, mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan galian, melibatkan adsorpsi pada permukaan materi koloid dan karena itu berkepentingan dengan kimia koloid.
Tipe Sistem Koloid
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom ataupun ion disebabkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam suatu media sinambung, sehingga dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh yang dikenal. Dalam sistem-sistem semacam ini, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebarkan) dan materi kontinu dalam mana partikel ini tersebar disebut zat pendispersi

Tabel klasifikasi sistem koloid
Jenis sistem
Fase Terdispersi (berukuran koloid)
Fase Pendispersi
Contoh
Busa
Busa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol padat
Sol

Sol padat
Gas
Gas
Cairan
Cairan
Cairan
Padat
Padat

Padat
Cairan
Padat
Gas
Cairan
Padat
Gas
Cairan

Padat
Busa sabun
Polistirena, foam spons
Spray serangga
Susu, kecap
Margarin
Debu, asap
Pasta gigi, suspensi tanah liat
Gelas bewarna

Penggolongan Koloid
Koloid dapat digolongkan berdasarkan bentuk partikelnya, cara pembentukannya, interaksi antara kedua fasa dan perubahannya menjadi bukan koloid.
a.       Bentuk Partikel
Dari segi bentuk partikel koloid dapat berupa:
- Lembaran (laminar)
- Serat (fibrilar)
- Butiran (korpuskular)
b.      Cara Pembentukannya
Berdasarkan cara pembentukannya koloid dibedakan menjadi koloid dispersi, koloid asosiasi dan koloid makromolekul.
1. Koloid dispersi, yaitu koloid yang terbentuk dari penyebaran (dispersi) partikel-partikel kecil yang tidak larut dalam medium (fase pendispersi) dengan membentuk agregat-agregat molekul atau atom yang sangat banyak. Contohnya: dispersi koloid emas (Au) dan belerang (S).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan (asosiasi) molekul-molekul kecil, atom atau ion yang larut dalam medium sehingga membentuk agregat-agregat molekul yang disebut misel. Contoh: larutan sabun dan detergen.
3.  Koloid makromolekul, yaitu koloid yang terbentuk dari molekul tunggal yang sangat besar (makromolekul). Contoh: protein dan polimer tinggi seperti karet dan plastik.
 c. Interaksi dengan medium
1. Koloid Irofil, yaitu koloid yang mempunyai daya tarik kuat dengan medium pendispersinya,   sehingga sulit dipisahkan (stabil).
2. Koloid Irofob, yaitu koloid yang daya tariknya kecil terhadap medium pendispersinya, sehingga cenderung memisah (tak stabil).
d. Perubahan bentuk
1. Koloid reversibel, yaitu koloid yang dapat berubah menjadi bukan koloid demikian pula sebaliknya. Contoh: susu bubuk dan plasma darah kering.
2. Koloid irreversibel, yaitu koloid yang setelah berubah menjadi bukan koloid tidak dapat menjadi koloid kembali. Contoh: sel belerang dan sel emas. (Estien Yazid, 2005)
Sifat-sifat Koloid
Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar daripada larutan. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan viskositas hampir sama dengan medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi. Sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya lebih kecil.
2.      Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligatif. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel koloid. Kecuali pengukuran tekanan osmosa, dipakai untuk menetapkan berat molekul rata-rata koloid makromolekul.
3.      Sifat Optis
Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilalukan pada larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall.
4.      Sifat Kinetik
Selain menunjukkan efek Tyndall,  partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut gerakan Brown.
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerakan Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena gerakan Brown.
Partikel-partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium suspensinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan mengapung.
5.      Sifat Listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bergeraknya partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan listrik ini disebut elektroforesis.
6.      Koagulasi
Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan tergantung oleh gaya gravitasi bumi, sehingga antara partikel dapat saling bergabung membentuk gumpalan yang akan mengendap didasar wadah. Peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel koloid ini disebut koagulasi.
7.      Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga mempunyai daya adsorpsi yang besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan oleh suatu benda baik berupa padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian benda itu. (Yazid, 2005)
Beberapa Macam Koloid
1.      Sol
Sol adalah dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam cairan. Sol dibagi menjadi dua, yaitu:
  a.       Sol liofil
Pada sel liofil partikel-partikel padat akan menyerap molekul cairan (suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil.
b.      Sol liofob
Pada sel liofob partikel-partikel padat tidak menyerap molekul cairan (tidak suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut hidrofob.
Pembuatan sol
-        Cara dispersi
Dilakukan dengan memecah atau menghaluskan butir-butir yang lebih besar (suspensi) menjadi butir-butir yang lebih kecil sesuai ukuran koloid.
              -     Cara kondensasi
Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel kecil (larutan) menjadi partikel besar berukuran koloid.
-         Pertukaran pelarut
Suatu koloid dibuat dengan menukar atau menambahkan pelarut lain ke dalam larutan. Agar terbentuk koloid zat terlarut harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan dan kedua pelarut harus bercampur sempurna.
-        Pendinginan berlebih
Suatu campuran yang terdiri dari pelarut air dan organik didinginkan, sehingga salah satu komponennya dapat membeku membentuk koloid.
2.      Emulsi
Emulsi adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi dan medium pendispersi merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Agar terjadi suatu campuran koloid, maka harus ditambahkan suatu bahan yang disebut zat pengemulsi atau emulgator.
Pembuatan emulsi
Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah mencampurkan kedua zat cairan dengan emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian (selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers dengan emulgator dan mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan dispers medium lainnya kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit sambil mengaduknya.
3.      Gel
Gel adalah sol liofil berbentuk setengah padat. gel ini dibagi dua yaitu gek elastis dan non elastis.
-          Gel elastis (kenyal)  
Gel ini setelah dihilangkan airnya (didehidrasi) dapat dibentuk kembali menjadi gel dengan penambahan air. Gel kenyal dibuat dengan melarutkan sel liofil dalam aor panas. Setelah dingin akan terbentuk gel kenyal.
-          Gel non elastis (tak kenyal)
Setelah didehidrasi gel ini tidak dapat diubah menjadi gel kembali dengan penambahan air. Dehidrasi sel ini membentuk bubuk. Gel tak kenyal dapat diperoleh dengan mencampurkan larutan garam silikat dengan HCl.
Pemurnian Koloid
1.      Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian atau penyaringan koloid dari ion-ion penggangu dengan menggunakan membran yang bersifat selektif.
2.      Elektrodialisis
Elektrolisis adalah proses pemurnian koloid dengan memaksa ion-ion pengganggu melewati pori-pori semipermeabel dengan bantuan medan listrik.
3.      Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah pemurnian koloid dengan menyaring koloid menggunakan penyaring khusus dari membran. Untuk mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan tekanan (pompa vakum). Pompa vakum digunakan untuk mempercepat suatu proses penyaringan koloid yang susah disaring dengan penyaring biasa atau memerlukan waktu yang lama jika dengan menggunakan penyaring biasa, misalnya suatu koloid berbentuk gel. (Yazid, 2005)











BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1     PERCOBAAN
           3.1.1     ALAT  DAN BAHAN
Alat :
1.       Cetakan puding                2 buah
2.       Panci                                1 buah
3.      Sendok sup besar              1 buah
4.      Gunting                             1 buah
5.      Pisau                                 1 buah
6.      Mangkuk                           secukupnya
7.      Cup                                   60 buah
8.      Sendok kecil                     60 buah
9.      Kamera                             1 buah
Bahan :
·       Puding

1.    Agar-agar warna coklat     2 bungkus
2.    Agar-agar warna merah     2 bungkus
3.    Agar-Agar warna hijau      2 bungkus
4.    Gula putih                          500 gram
5.    Telur
6.    Kopi
7.    Strawberry                         secukupnya
8.    Susu murni                         3 liter

·       Fla

1.   Kuning telur                       1buah
2.   Vanili                                  secukupnya
3.   Maizena                              secukupnya
4.   Susu murni                                      300ml







    
3.1.2     CARA KERJA
·       Puding kopi

1.      Masukkan 1500 ml susu murni ke dalam panci.
2.      Tambahkan  2 bungkus agar-agar rasa plain
3.      Masukkan 250 gram gula putih atau sesuai selera.
4.      Tambahkan 3 bungkus kopi hitam
5.      Aduk hingga merata sampai susu mendidih.
6.      Tunggu hingga susu tidak terlalu panas.
7.      Basahi cetakan agar-agar dengan air.
8.      Tuangkan susu yang sudah bercampur dengan agar-agar rasa plain tadi ke dalam cetakan agar-agar.
9.      Berikan hiasan strawberry dan potongan kecil agar-agar warna merah
10.   Simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin dan mengeras.
11.   Hias puding tersebut dan siram dengan fla. Puding siap disajikan

·        Puding rasa strawberry

1.      Masukkan 1500 ml susu murni ke dalam panci.
2.      Tambahkan  2 bungkus agar-agar rasa strawberry.
3.      Masukkan 250 gram gula putih atau sesuai selera.
4.      Aduk hingga merata sampai susu mendidih.
5.      Tunggu hingga susu tidak terlalu panas.
6.      Basahi cetakan agar-agar dengan air.
7.      Masukkan beberapa potong strawberry yang sudah diiris-iris ke dalam cetakan tersebut.
8.      Kemudian tuangkan susu yang sudah bercampur dengan agar-agar rasa strawberry tadi ke dalam cetakan.
9.      Simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin dan mengeras.
10.   Hias pudding tersebut dengan strawberry segar dan siram dengan fla. Puding siap disajikan

·       Fla

1.      Siapkan susu cair sekitar 300ml
2.       Masukkan gula secukupnya pada susu cair sambil dipanaskan
3.      Sambil menunggu mendidih, larutkan maizena di mangkuk, hingga merata
4.      Pisakan kuning telur dari putih telur dan kocok kuning telur hingga berbusa
5.      Masukkan kuning telur kedalam susu cair ketika mendidih, aduk sampai rata
6.      Matikan api, lalu masukkan maizena dan aduk hingga mengental


·       Bahan untuk membuat srikaya telur

1.     Telur ayam kampung 5 butir
2.     Gula halus 100 gram
3.     Gula merah secukupnya
4.     Gula pasir secukupnya
5.     Santan kental 0.5 gelas (atau bisa juga dari 0.5 butir kelapa)
6.     Garam 0.33 sdt
7.     Vanili secukupnya
8.     Daun andan secukupnya


·     Cara membuat srikaya telur :

1.     Pertama, kocok telur terlebih dahulu, sambil dibubuhi gula halus, garam, vanili, gula merah yang sudah disisir, dan sedikit gula pasir
2.     Kedua, masukkan santal kentan ke dalam adonan sambil terus diaduk adonannya
3.     Ketiga, siapkan cetakan kue berupa mangkuk-mangkuk kecil dari plastik yang tahan panas, supaya adonan tersebut tidak rusak karena cetakan yang tidak tahan terhadap panas
4.     Keempat, tuangkan adonan hingga mencapai 0.75 cetakan
5.     Kelima, cuci bersih daun pandan terlebih dahulu, kemudian potong-potong daun pandan tersebut berbentuk persegi panjang, dan diletakkan di atas adonan pada masing-masing cetakan
6.     Keenam, kukus adonan srikaya sampai matang
7.     Ketujuh, setelah adonan tersebut matang, maka biarkan adonan tersebut dingin dengan sendirinya. Barulah setelah dingin, lepaskan adonan tersebut dari cetakan, dan srikaya telur siap untuk dihidangkan




3.1.3     Hasil Pengamatan




    

BAB IV
PENUTUP
4.1      KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat dikatakan bahwa pudding merupakan suatu koloid yang termasuk dalam gel dimana fase padat terdispersi dalam cair. Fase terdispersi dalam praktikum yaitu agar-agar, sedangkan fase pendispersinya yaitu air. Proses pembuatan pudding menggunakan cara kondensasi mekanik fisika, dan terjadi koagulasi dengan cara pengadukan.
 
            Jadi, Pudding merupakan salah satu wujud koloid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki cita rasa yang tingi. Pudding bermanfaat bagi kesehatan tubuh dikarenakan pudding terbuat dari bahan-bahan makanan yang sehat dan bermutu bagi kesehatan.
4.2     SARAN
Sebaiknya  konsumen mengonsumsi Puding karena ternyata sangat membantu metabolisme tubuh kita. Menurut beberapa sumber, ternyata puding ini terdiri atas 600 kalori, protein, serta karbohidrat. Puding coklat sebaiknya dimakan pada waktu pagi hari, ketika metabolisme tubuh sedang aktif.

           Dengan begitu, biasanya seseorang dapat bekerja justru lebih baik dengan kelebihan kalori sepanjang hari. Sarapan pagi penting dalam menyediakan energi untuk melaksanakan perkerjaan, juga membantu
fungsi otak dan mendorong dimulainya metabolisme. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pada waktu sarapan, juga ditambahkan jenis makanan penutup, seperti puding coklat.

           Hal ini dapat mengontrol nafsu makan sepanjang hari, dan semua itu ternyata penting untuk menurunkan berat badan. Itulah salah satu manfaat puding ini sebagai makanan penutup pada waktu sarapan.




       

 

   
                   

     

   
             
           
             
             



                   BAB IV
PENUTUP
4.1    






















C360_2014-02-24-16-54-52-667.jpg
 
















DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Keenan,dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja
Astawan, M. dan Mita W., 1991.Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta : Akademika Pressindo.
http://www.forumbebasindonesia.com [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]
http://www.irvinaxsains.blogspot.com [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]
http://www.wikipedia.co.id [diakses pada tanggal 07 November 2011: Online]








                                                                             






Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © always thinking of KPOP - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -